RSS

Merindumu...


Belum seminggu kutinggalkan engkau. Lama kita berpisah pun masih cukup kuhitung dengan jari tanganku. Saat ini kurindukanmu seperti Mc Queen merindukan Radiator Springs. Setiap berusaha untuk berpusat pada kegiatanku maka yang terbayang hanyalah tampak indahmu. Hangatmu.

Terakhir kita bertemu, ternyata uraian waktu membuatmu tak henti bersolek. Walaupun sudah kuingatkan, cukup. Kau sudah sangat tampan dan indah di mataku. Sudahlah, hentikan. "Kalau terlalu lama berdandan, nanti tampangmu seperti badut sirkus", kataku. Tetapi tak kau hiraukan.

Saat akhirnya kita benar-benar bertemu, aku sempat terhenyak. Bingung. Jauhnya kau berubah. Setidaknya di mataku. Setelah lama kita bercakap, barulah ku sadar kau tetap dirimu yang dulu. Segumpal masa lalu yang tidak pernah berlalu. Kau tetap di hatiku. Penuh kejutan, namun di suatu tempat yang tak banyak orang melihat, kau masih seperti dulu. Redup dan sendu.

Kau ingatkan petualangan kita di Pasar Ikan kemarin? Jangan lukai hatiku dengan berkata kau tak ingat. Aku tak pernah lupa betapa terlonjak aku kegirangan saat kau berikan kejutanmu untukku. Aku tau, bukan aku sendiri yang menikmatinya saat itu. Kemurahan hatimu membuat kau membaginya kepada smua orang yang juga hadir bersamaku saat itu. Tapi, aku tau kau tau apa yang aku suka. Dan aku tau kau sengaja siapkan itu di saat yang tepat. Saat akhirnya aku bersua denganmu setelah 3 tahun lamanya kita berpisah. Indah bukan?

Waktu berjalan santai, saat aku denganmu. Tak ada tuntutan. Tidak terburu-buru. Kau membuatku lupa waktu. Lupa bahwa tanpa terasa semakin lama aku denganmu, waktu kita bercerai akan sampai juga. Aku tak mau, kau tau kan itu. Tak perlu ku katakan, cukup lah kau saksikan betapa aku beranjak malas membereskan smua hatiku. Salahmu kenapa aku seperti ini. Salahmu kenapa kita harus bertemu. Salahmu...salahmu...salahmu....

Walaupun kekasih hatiku telah berjanji untuk membawaku bertemu lagi denganmu. Aku kan tetap tidak tau, kapan janji itu akan terpenuhi. Selama janji itu belum terpenuhi, aku harus memandang kosong ke udara, berharap yang kulihat bukanlah udara tempatku berdiri sendiri melainkan udara tempat kau menyongsongku. Seperti selalu. Kau dan aku genap dengan rindu.

*masih kangen kampung*

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read comments